Minggu, 25 Mei 2014

Permainan Tradisional Dam-daman


Kegiatan itu dapat ditemukan dalam sebuah permainan asah otak tradisional yang disebut Dam-daman, hampir mirip dengan permainan catur.  Bagi generasi ’80-an ke belakang, mungkin masih akrab mengenal permainan itu. Bahkan sering pula memainkannya. Anak-anak, laki maupun perempuan banyak yang menyukainya.  Dimainkan oleh dua orang yang saling berhadap-hadapan. Ketika waktu istirahat di sekolah, sambil menggembala ternak di lapangan, atau saat menunggu waktu maghrib di bulan Ramadhan, dam-daman begitu asyik dimainkan.

Adapun yang disebut pion dalam permainan dam-daman biasanya paling banyak menggunakan batu kerikil sebesar ibu jari. Setiap pemain memiliki 16 (enam belas) batu kerikil, dan yang lainya menggunakan pecahan genting untuk membedakannya. Sementara papan permainannya sendiri dapat di buat pada sembarang tempat. Bisa di atas tanah, lantai tembok, papan kayu, kertas, dan lain-lain  dengan menggunakan arang, kapur tulis, ballpen, bahkan dengan menggunakan ranting kayu yang dicorat-coret di tas tanahpun bisa juga, asal tampak ada garis lurus memanjang dan menyilang, biasanya seukuran 20 X 30 cm.

Sedangkan cara bermain dam-daman adalah:
1. Dengan cara bergantian memindahkan pion masing-masing sebagaimana permainan catur.
2. Untuk memulai permainan ini, kedua pemain harus melakukan suit atau undian, siapa yang berhak memajukan pion/batu kerikil duluan.
3. Pemain yang menang suit dipersilahkan untuk memajukan pionnya satu langkah yaitu pion paling depan yang berhadapan dengan pion lawan dan bisa yang mana saja.
4. Setelah pemain pertama memindahkan pionnya maju selangkah, maka lawannya harus memindahkan pionnya juga selangkah.
5. Kemudian giliran pemain pertama memakan (mengambilnya setelah dilangkahi) pion lawan. Yaitu dengan cara melompati pion lawan.
6. dan jika salah satu pion kita mencapai puncak, maka pion kita di beri kebebasan berjalan dengan berbagai langkah.
7. di anggap menang jika kita berhasil memakan semua pion lawan.

Permainan dam-daman di jaman sekarang, sudah sulit ditemukan di kalangan anak-anak. Entah apa sebabnya. Padahal sebagaimana disebutkan, permainan ini merupakan permainan asah otak, dan alangkah sayangnya kalau sampai lenyap menghilang tanpa ada kejelasan.

Permainan tradisional Gobak Sodor


Gobak Sodor termasuk salah satu permainan tradisional Indonesia yang juga dimainkan di negara lain. di Indonesia sendiri Gobak Sodor atau Hadang memiliki nama tersendiri disetiap daerah di Indonesia, akan tetapi tetap pada aturan dan cara bermain yang sama.

Permainan Hadang/Gobak Sodor memiliki arti sendiri pada setiap pemainnya, biasanya permainan ini dimainkan pada saat jam istirahat sekolah, pada sore hari di lingkungan tinggal masyarakat dan tentu saja permainan yang gemar dimainkan oleh anak-anak ini bisa juga untuk melatih berbagai kecakapan keterampilan pada diri anak terutama untuk fisik tubuh anak. Misalnya : Kelincahan, Kecepatan, dan gerak reflek pada anak, tentu saja kekompakan tidak luput pada permainan ini. Bhkan orang dewasa pun berhak memainkan permainan ini.
  
Aturan permainannya sendiri sangat mudah untuk diterapkan, berikut ulasan singkatnya :

1.     Terdiri dari 2 Tim sebanyak 5 orang pemain dan 3 cadangan atau lebih.
2.     Pemain yang menjadi penjaga diharuskan menjaga satu orang pemain lawan, dan yang bertugas pada garis tengah area permaian mengatur semua pergerakan lawan (mengepung lawan).
3.     permainan dinyatakan selesai atau berganti jaga pada saat pemain yang menjaga menyentuh anggota tubuh pemain lawan atau sebaliknya.
4.     setiap game dibatasi oleh waktu dan babak permainan, waktu permainan tergantung dari juri/wasit yang memimpin/ kesepakatan antar pemain.
5.     pemaian dinyatakan menang apa bila meraik kemenangan terbanyak pada waktu permainan yang ditentukan.
6.     Untuk ukuran arena permainan kalian bisa memakai lapangan voli yang dibagi atas 6 ruang, atau bisa dengan ukuran yang kalian tentukan sendiri.

Permainan Tradisional Bentengan


Kumpulkan teman sebanyaknya, bagi 2 grup, satu grup tidak boleh marah karena supaya bisa menang harus kompak.
Cari benteng masing-masing, boleh pohon, tiang listrik, pager, dll tapi tidak boleh di dalam rumah, kalau nyari susah.
Permainan ini paling banyak di mainkan di saat istirahat sekolah, pulang sekolah dan saat menjelang waktu magrib di halaman masjid.
Ketua kelompok suit 3x.
Masing masing kelompok harus ngerebut benteng lawan.
Maju satu-satu buat memancing anak buah lawan keluar dari benteng dan ngejar kita.
Yg mancing jgn sampai kepegang sama lawan, kalau kepegang jadi tahanan, tidak boleh kembali ke benteng sendiri.
Supaya bisa bebas, teman kita harus berusaha menyelamatkan, keluar dari benteng, pegang teman yang ditahan, kalau lawan ngejar, lari cepat2.
kita harus menyusun setrategi sebaik mungkin untuk mendapatkan benteng lawan. saat merebut benteng lawan jangan sampai tersentuh lawan, karena kamu bisa jadi tahanan.
Sebisa mungkin mendekati benteng lawan, kalau sudah dekat, pegang bentengnya, teriak 'BENTENG'.
Tandanya benteng sudah berhasil kita rebut.
Kalau ada tahanan otomatis bebas semua, dan kita akan bertukar benteng dengan lawan kita.
Tujuan dari permainan di atas adalah bekerja sama (gotong-royong),saling tolong menolong.

Sabtu, 23 Februari 2013

Plajan Sebagai industri mebel jepara


Mebel Jepara merupakan warisan leluhur yang harus terus di lestarikan. selain terkenal sebagai kota pariwisata atau bumi kartini, kota jepara juga terkenal dengan mebel jepara atau furniture jepara. selain sebagai warisan nenek moyang mebel jepara juga menjadi salah satu ikon penting dari kota jepara karena merupakan mata pencahrian warga jepara.

jika kita mengenal dengan desa plajan, merupakan salah satu desa di kabupaten jepara yang terkenal dengan keindahan hutanya. desa ini pernah mengukir namanya untuk menjadi juara desa peduli kehutanan tingkat nasional. selain itu desa plajan juga terkenal dengan sebutan desa wisata yang terkenal dengan tiga tempat wisatanya, yaitu gong perdamaian dunia, goa sakti dan wana wisata akar seribu. selain itu juga desa plajan juga merupakan tempat industri mebel yang cukup luas, karena selain bergerak di kehutanan dan pertanian rata-rata warga desa plajan mata pencahrian sebagai tukan kayu dan sebagian besar sebagai pemilik mebel. 

Desa plajan merupakan industri mebel jepara yang cukup besar, dan salah satu bidang yang cukup besar yaitu di bidang garden furniture, biarpun tidak kurang sedikit sebagian warga ada yang juga bergerak di bidang mebel ukiran seperti memproduksi kursi tamu minimalis, Tempat Tidur Anak dan furniture lainya. 

bagi anda pencinta furniture jepara, silahkan berkunjung ke desa plajan tercinta selain anda bisa menikmati keindahan alamnya dan tempat wisatanya. anda juga dapat melihat dan memilih prodk furniture keinginan anda.

temukan sumbernya di mebel jepara

Selasa, 27 Maret 2012

Workshop Internet Marketing Jepara

Sekilas Workshop Internet Marketing Jepara





Workshop Internet Marketing Jepara

Workshop Internet Marketing Jepara merupakan suatu kegiatan pembelajaran internet marketing yang di laksanakan oleh I-Biznet. I-Biznet sendiri merupakan suatu komunitas internet yang ada di STIENU Jepara. diharapkan Workshop ini akan di ikuti oleh warga jepara yang mau berminat. kegiatan workshop ini rencanaya akan di ikuti untuk orang yang berminat belajar internet marketing. untuk mengikuti workshop peserta hanya di pungut biaya Rp. 300.000,- . biaya tersebut merupakan biaya yang sangat murah karena jika mereka yang mengikuti mau sungguh-sungguh dan memanfaatknya secara baik maka hasil yang didapatkan akan lebih dari itu. bahkan dapat mencapai sepuluh kali lipat bahkan lebih.

Pelaksanaan Workshop Internet Marketing Jepara


Workshop Internet Marketing Jepara rencananya akan di laksanakan pada tanggal 22 April 2012, kegiatan worskshop rencananya akan di laksanakan di gedung STIENU Jepara lantai tiga, tepatnya di Lab Akuntansi.


dengan diadakanya Workshop Internet Marketing Jepara, di harapkan penjualan mebel jepara melalui internet marketing dapat meningkat pesat. sehingga penjualan mebel-mebel di Jepara terus meningkat sehingga mengembalikan kejayaan Mebel jepara seperti tahun-tahun lalu. dan diharapkan lagi peserta yang mengikuti Workshop Internet Marketing Jepara banyak yang berminat. sehingga kegiatan ini dapat berjalan lancar dapat di terima oleh warga jepara.



Kontak Person Workshop Internet Marketing Jepar


untuk yang berminat mengikuti Workshop Internet Marketing Jepara dapat menghubungi kami I-Biznet STIENU Jepara. pendaftaran dapat langsung di laksanakan di Kampus STIENU Jepara dengan menghubungi Bapak Ashep atau Bapak Zamroni.


segera ikuti Workshop Internet Marketing Jepar..

Kamis, 01 Desember 2011

Plajan, Desa Gundul Menjelma Jadi Desa Wisata

Kisah Pahlawan Penghijauan yang Menerima Penghargaan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan (2), Desa Plajan dijuluki desa hutan, dengan 42 persen atau 455 hektare (ha) dari luas desa 1.044 ha dijadikan hutan rakyat. Dulu lahan desa di pelosok Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, ini kritis dan gundul. Di tangan Marwoto, desa itu menjelma asri dan ramai dikunjungi wisatawan.

MARWOTO, 42, sudah kali kedua ini menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Jepara-Jawa Tengah. Tak dinyana, desa yang dipimpinnya itu keluar sebagai juara satu Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Wana Lestari Tingkat Nasional 2011. Marwoto menyampaikan, mulanya, ia dan masyarakat hanya ingin desanya jadi hijau dan tak kering lagi. “Tahu-tahu menang, ya, Alhamdulillah,” ujarnya sembari tersenyum. Dulu, lahan desa di lereng Gunung Muria itu gundul dan kritis.

Di musim kemarau sumber mata air mengering, sebaliknya musim hujan banjir. Kerap juga terjadi longsor, penduduk sulit mencari kayu bakar serta makanan ternak. Buntutnya, mereka merambah hutan lindung. Jika dibiarkan, bisa menyebabkan kerusakan yang lebih luas. Satu-satunya jalan, penduduk desa mesti lekas disadarkan dan dibina tentang arti penting hutan bagi kelangsungan hidup. Tahun 2001, pria berkaca mata itu mulai merintis gerakan penghijauan di desa yang dihuni 2.260 kepala keluarga tersebut. Saat program penanaman pohon diutarakan, sebagian menolak dan tak yakin bakal berhasil. “Awalnya susah. Diarahkan menanam jati dan mahoni, katanya lama umurnya. Pohon sengon, mereka tanya nanti siapa yang beli?” ucap bapak tiga anak ini. Penanaman pohon itu hanya dilihat dari sisi ekonomis saja.

“Padalah juga ada sisi ekologi dan kehidupan sosialnya,” lanjutnya. Marwoto tetap beranjak. Secara intensif, ia melakukan sosialisasi penanaman pohon. Dari tahun 2001-2005, penanam terus dilakukan. Dari anggaran belanja desa dan swadaya masyarakat, didatangkan bibit-bibit dari luar kota Jepara, seperti Solo. Dia merancang hutan rakyat swadaya seluas 450 ha atau 42 persen dari luas desa. Berbekal pengetahuan dari latihan yang pernah ia ikuti. Marwoto mengajarkan bagaimana menanam pohon yang benar. Mulai pembuatan lubang dan pemupukan. Waktu berlalu, tanpa disadari, usaha Marwoto dan penduduk mulai terlihat. Desa Plajan berubah menjadi kawasan hijau royo-royo. Bukan hanya itu, pohon yang ditanam masyarakat sudah bisa dipanen untuk dijual. Hebatnya lagi, muncul 46 titik sumber mata air baru untuk air bersih dan pengairan serta kolam ikan.

Marwoto sumringah melihat kesulitan warganya sirna. Pasalnya, kini mereka tak lagi kelimpungan mendapatkan air atau tanaman untuk pakan ternak. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bangga dengan prestasi orang seperti Marwoto. Air itu disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Kegiatan masyarakat bercocok tanam di sawah yang sempat mandek lantaran krisis air, mulai dilanjutkkan. Melihat untung berlipat tersebut, penduduk desa yang berada di ketinggian 400 di atas laut itu, tak segan membibit masal. “Ini adalah kisah inspiratif yang bisa dicontoh oleh orang lain di seluruh negeri ini,” kata Zulkifli Hasan. Dia menuturkan, swadaya masyarakat menjadi sangat luar biasa mulai 2005. Mereka beramai-ramai membibit tanaman sengon, kakao, mahoni, jati, dan aren. “Plajan menjadi hutan desa,” katanya bangga. Dia mengkaim, di Plajan kini sudah tidak ada lagi istilah lahan tidur. Bahkan, mencari lahan baru untuk menanaman pohon sekarang mulai sulit karena sudah penuh ditanami.

http://www.indopos.co.id/index.php/index-catatan-zulkifli-hasan/14969-plajan-desa-gundul-menjelma-jadi-desa-wisata.html

Jumat, 18 November 2011

Desa Plajan Jepara Tak Henti Gali Potensi

Jepara, Pemerintah dan masyarakat Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara terus mengembangkan segala potensi yang dimiliki desa. Tidak hanya menggarap warisan budaya dan wisatanya, tetapi juga potensi ekonominya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng Kukrit Suryo Wicaksono menyebut desa itu sebagai desa sarat prestasi membanggakan.

"Bersama masyarakat, pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten, perlahan-lahan namun terarah, kami menjaga potensi yang sudah ada. Ini bersama Kadin dan Dinas Kehutanan Perkebunan memberi kami kesempatan untuk mengembangkanm potensi perkebunan. Kami menyambut baik," kata Petinggi (Kepala Desa) Plajan, Marwoto di sela-sela acara "Jepara's Coffee Planting Day 2011" yang diselenggarakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jepara, Kadin Jateng dan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jateng di Desa Plajan, Kamis (17/11) siang.

Acara itu dihadiri Bupati Jepara Hendro Martojo, Ketua Kadin Jateng Kukrit Suryo Wicaksono, Ketua Badan Pengurus Daerah AEKI Jateng Theng Hong Sioe, Wakil Ketua DPRD Aris Isnandar, Kepala Dinas Hutbun Jepara Sujarot, Ketua Kadin Jepara Adi Sucipto Musa, para camat, petinggi desa, dan kelompok tani.


Desa Plajan memiliki luas 1.044,5 hektare dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan air laut. Desa berpenduduk 7.453 jiwa itu berhawa cukup sejuk, yakni rata-rata 25 derajat celcius. Desa ini memiliki sejumlah warisan budaya, di antaranya masih terus dijaga seni emprak.

Di desa itu juga ada bangunan tempat ibadah seperti pura, masjid, gereja, dan vihara. Tak pelak, desa itu kerap disebut sebagai desa dengan tingkat toleransi beragama yang tinggi.

Sempat Mendunia

Beberapa tahun lalu, desa itu mendunia berkat replika Gong Perdamaian Dunia dari desa itu yang ditempatkan di banyak negara. Di Desa itu dirawat situs Gong Perdamaian Dunia yang dilengkapi dengan tanah dari 200 negara.

Marwoto mengatakan pada 2005 lalu, pihak pemerintah desa bersama masyarakat meluncurkan wisata baru, yakni Akar Seribu. Objek wisata Akar Seribu itu ebrupa pohon besar dengan banyak sekali akar yang tampak. Objek itu dikelilingi rerimbunan pohon kayu-kayuan, seperti mahoni, jati dan sengon.

"Masyarakat luar kota sudah mulai datang ke objek wisata ini. Mereka rekreasi keluarga dan makan bersama di lokasi yang teduh ini," kata Marwoto.

Tahun 2011 ini, Desa Plajan meraih juara nasional Desa Peduli Hutan. Pemkab bersama Kadin Jateng mencanangkan penanaman kopi untuk mengoptimalkan potensi usaha perkebunan desa itu. Potensi perkebunan kopi di desa itu mencapai 120 hektare.

Hendro Martojo menyatakan kreasi dan kesadaran masyarakat menjadi kunci perkembangan dinamis sebuah desa. Kukrit Suryo Wicaksono menyebut Plajan sebagai desa sarat prestasi. "Masyarakat Plajan bisa mewujudkan mimpinya untuk lebih dikenal luas lewat kopi. Ini akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat desa ini," katanya.

( Muhammadun Sanomae / CN27 / JBSM )
sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/11/17/102060/Desa-Plajan-Jepara-Tak-Henti-Gali-Potensi#